Senin, 24 Oktober 2011

Penelitian dan Pengembangan Standardisasi




1. Tugas dan Fungsi
 
Pusat Penelitian dan Pengembangan Standardisasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan rumusan kebijakan, pembinaan, koordinasi program dan penyusunan rencana di bidang penelitian dan pengembangan standardisasi dalam aspek perumusan standar, penerapan standar, akreditasi, informasi dan pemasyarakatan standardisasi serta kerjasama standardisasi dan kegiatan lain yang terkait. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam alinea di atas, Pusat Penelitian dan PengembanganStandardisasi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:a.       Penyiapan rumusan kebijakan di bidang penelitian dan pengembanganb.       Pembinaan dan koordinasi program di bidang penelitian dan pengembanganc.       Pelaksanaan penelitian dan pengembangan standardisasid.       Penyusunan program dan tata operasional penelitian dan pengembangane.       Pelaksanaan kerjasama di bidang penelitian dan pengembanganf.        Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penelitian dan pengembanganPusat Penelitian dan Pengembangan Standardisasi terdiri dari:a.       Bidang Program dan Tata Operasional PenelitianBidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan pedoman, norma, kriteria, prosedur, program dan perencanaan serta melaksanakan koordinasi dan penatalaksanaan kegiatan di bidang penelitian dan pengembangan standardisasi dalam seluruh aspek kegiatannya.b.       Bidang Evaluasi dan Kerjasama PenelitianBidang ini mempunyai tugas melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pengelolaan hasil penelitian dan pengembangan standardisasi serta kerjasama penelitian dan pengembangan standardisasi dalam seluruh aspek kegiatannya.c.       Kelompok Jabatan FungsionalJabatan ini merupakan jabatan non struktural yang merupakan wadah bagi para peneliti di Badan Standardisasi Nasional. Tugasnya membantu kegiatan di kedua bidang di atas dan melaksanakan kegiatan yang bersifat penelitian dan pengembangan baik individu maupun organisasi.

2. Kebijakan dan Arah
 
Puslitbang mempunyai tujuan yaitu: (1) Menjadikan hasil penelitian yang bermanfaat bagi pusat-pusat dan biro yang terdapat di lingkungan Badan Standardisasi Nasional dalam rangka mendukung program dan kebijakan dalam pusat tersebut, (2) Mendesiminasikan hasil-hasil penelitian kepada pihak-pihak yang berkepentingan.  Proses kerja litbang mengikuti alur proses yang terdapat dalam lampiran organisasi manual. Di awali dengan data rencana strategis, tren standar internasional, kebutuhan pasar SNI, tingkat perdagangan internasional dan referensi lain, Puslitbang mulai mengumpulkan data-data tersebut untuk membentuk suatu riset question yang merupakan kebutuhan akan penelitian (need of research). Dengan dasar tersebut dibuatlah proposal penelitian, TOR dan RAB yang dengan dasar itu dilaksanakan penelitian. Hasil penelitian berupa laporan penelitian didesiminasikan ke pihak-pihak yang berkepentingan di lingkungan BSN.

4. Kerjasama Penelitian

--Under development--

5. Hasil-Hasil Penelitian
                                                                                    PENELITIAN 2007
 
 Konversi SNI – HS 2007
                                                Ringkasan EksekutifHarmonized System (HS) merupakan sistem kodefikasi terhadap barang yang dikoordinasikan oleh World Custom Organization (WCO).
Pengklasifikasian jenis barang dalam HS sangat banyak variannya dan dirancang untuk mencakup semua komoditi yang diperdagangkan, sehingga sistem kodefikasi ini akan sangat membantu dalam transaksi perdagangan secara internasional.Sementara itu, Standar Nasional Indonesia (SNI) diklasifikasikan berdasarkan International Classification of Standards (ICS). Konversi antara HS dan ICS sudah dilakukan oleh BSN, namun karena setiap HS dapat mencakup berbagai SNI atau sebaliknya setiap SNI dapat mencakup berbagai nomor HS, maka diperlukan suatu konversi yang dapat menunjukkan hubungan langsung antara suatu nomor SNI dengan HS yang terkait.Hasil kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:1.       mengidentifikasi SNI terkait dari rencana regulasi teknis suatu komoditi, untuk kepentingan outgoing notification,2.       mengidentifikasi komoditi terkait dari suatu rencana penerapan SNI secara wajib sebagai bagian dari suatu regulasi teknis,3.       mengidentifikasi SNI dan atau komoditi terkait dari suatu regulasi teknis asing (incoming notification),4.       mengetahui perkembangan perdagangan internasional (nilai ekspor dan impor) dari suatu SNI produk,5.       mengetahui ketersediaan/keterkaitan SNI dari suatu komoditi yang memiliki nilai perdagangan tinggi/rendah,6.       mengetahui hubungan ketersediaan SNI dari suatu komoditi,7.       dan lain-lain keperluan.Website konversi: www.bsn.go.id/sni/conversion.php 
 
            LIHAT COVER           Jumlah halaman: 94

5.1 Kajian Area Baru Standardisasi
  
                                                     Ringkasan Eksekutif
Berbagai organisasi pengembagn standar internasional, seperti ISO (International Organization for Standardization) dan IEC (International Electric and Electrical Committee) secara inovatif telah memasuki berbagai bidang baru, yang merupakan perkembangan iptek terbaru atau timbul karena perkembangan pasar.Meskipun standardisasi di Indonesia telah berlangsung lama, namun diperkirakan masih terdapat bidang-bidang yang belum dicakup dalam perumusan SNI apalagi yang merupakan trend terbaru di dunia internasional. Indonesia perlu mengetahui sejauh mana perkembangan perumusan standar internasional yang diikuti oleh Indonesia. Untuk itu, diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui posisi perumusan standar di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui area baru standar internasional yang dikembangkan oleh organisasi pengembang standar internasional ISO dan IEC, dan area yang belum banyak disentuh dalam perkembangan standar nasional, termasuk standar area baru yang perlu menjadi perhatian dalam perumusan SNI.Area baru didefinisikan sebagai area dimana kegiatan standardisasi di Indonesia belum secara intensif menyentuhnya. Hal ini diindikasikan dengan adanya gap yang cukup besar antara standar ISO atau IEC dan SNI untuk suatu bidang tertentu. Suatu bidang disebut area baru yaitu jika ISO atau IEC sudah memasuki area tersebut, yang ditandai dengan telah disusunnya standar terkait, tetapi SNI pada bidang yang sama belum ada (atau masih sangat sedikit). Area baru dapat berarti bidang tersebut betul-betul baru dalam kegiatan standardisasi internasional, atu bukan suatu hal yang benar-benar baru tetapi belum cukup intens ditangani dalam kegiatan standardisasi nasional Indonesia. Dalam penelitian ini, pembidangan area baru menggunakan klasifikasi ICS (International Classification of Standards) 5 digit.
                LIHAT COVER          Jumlah halaman: 283

5.2 Kajian Penerapan dan Pertumbuhan SNI di Industri - 2008
                                                                 PENELITIAN 2008
 
 
Ringkasan Eksekutif
===================================================
Standar merupakan sarana komunikasi yang efektif antara produsen dan konsumen terhadap mutu suatu produk yang telah disepakati bersama. Di Indonesia, SNI merupakan standar yang diberlakukan secara nasional dan disusun berdasarkan konsensus dan bersifat sukarela. SNI tidak mempunyai nilai bila tidak diterapkan oleh pelaku pasar, untuk itu BSN bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) menitipkan 2 pertanyaan pada sensus ekonomi BPS Tahun 2007 terhadap industri skala besar dan skala sedang untuk kategori industri pengolahan. Pengelompokan skala industri didasarkan pada jumlah tenaga kerja. Industri Sedang mempunyai tenaga kerja antara 20 orang sampai dengan 100 orang dan kelompok Industri Besar mempunyai tenaga kerja lebih dari 100 orang.Jumlah industri Besar dan Sedang yang disensus adalah 30.122 industri responden, namun yang menjawab kuesioner sebesar 22.458 industri (74.6%).  Hasil sensus menunjukkan bahwa Industri yang menerapkan standar sebanyak 3.914 industri (sekitar 13%), termasuk diantaranya industri yang menerapkan SNI yaitu sebesar 2.971 industri (9.8%) dengan rincian industri skala besar adalah 1.397 industri (4.6%) dan industri skala sedang sebesar 1.574 industri (5.2%).
 
Penelitian 1 – 2008Jumlah halaman: 29
 

5.3 Kajian Awal Dampak Ekonomis Penerapan SNI Pada Produk Prioritas Terhadap Ekonomi Nasional
 
Ringkasan Eksekutif
===================================================
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga Kajian Awal Dampak Dampak Ekonomis Penerapan SNI pada Produk Prioritas terhadap Ekonomi Nasional dapat dilaksanakan dengan baik.Kami mengucapkan terimakasih kepada Pusat Sistem Penerapan Standar BSN, Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BKPN), Direktorat Pengawasan Barang Beredar dan Jasa Departemen Perdagangan, Badan Pusat Statistik, Pusat Data dan Informasi Departemen Perindustrian, ASPADIN, dan Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia, serta pihak-pihak terkait yang  telah menyediakan data untuk keperluan kajian ini.Dari hasil pembahasan diketahui nilai ekonomis masing-masing produk sebagai berikut: nilai ekonomis produk AMDK sebesar Rp. 3,4 trilyun, produk minyak goring Rp. 18,6 triliun,  garam beryodium Rp. 547 miliar, Pupuk SP 36 Rp.87,3 miliar dan Pupuk KCl Rp. 1,4 triliun. Berdasarkan hasil kajian produk dengan model di atas dapat digunakan untuk mengkaji nilai ekonomis penerapan SNI produk lainnya. Nilai ekonomis suatu produk akan semakin tinggi apabila produsen menerapkan SNI.
Penelitian 2 – 2008Jumlah halaman: 52
 

5.4 Penelitian Kebutuhan Pasar SNI Berdasarkan Struktur Produk Sawit, Ban dan Baja
 
Ringkasan Eksekutif
===================================================
Penelitian kebutuhan pasar, untuk produk sawit, ban dan baja ini didasarkan pada struktur pohon industri dengan memperhatikan rantai pasokan (supply chain), selanjutnya pohon industri tersebut dikembangkan dalam analisis yang lebih terarah pada pengembangan produk yang menghasilkan struktur produk secara rinci dan spesifik dimulai dari produk hulu (bahan baku) sampai kepada turunan (derivative) dari produk sawit, ban dan baja.Untuk pengembangan SNI tahun 2008 sampai dengan 2009 BSN diharapkan mampu menyediakan data struktur produk untuk 3 produk terpilih, yaitu: sawit, ban dan baja. Ketersediaan struktur produk untuk produk sawit, ban dan baja dengan tujuan mempermudah perumusan SNI dengan memperhatikan ketersediaan sejumlah jenis standar asing atau manca negara yang dapat dikembangkan menjadi SNI sawit, ban dan baja. Ketiga produk terpilih disusun berdasarkan atas kriteria nilai ekonomi (ekspor dan impor), prioritas program nasional departemen teknis terkait (Deptan, DESDM, Deprin dan Depdag), hasil penelitian kebutuhkan pasar Puslitbang tahun 2007 dan hasil penelitian Pusat Sistem Penerapan Standar (PSPS-BSN) tahun 2006. Produk yang terpilih merupakan intersection hasil penelitian Puslitbang dan PSPS.Analisis yang digunakan yaitu penelusuran secara menyeluruh terhadap struktur produk terpilih dengan pendekatan pada struktur pohon industri; kajian terhadap standar-standar produk terkait dengan produk sawit, ban dan baja, selanjutnya struktur produk sawit, ban dan baja ini dijelaskan secara rinci. Penelitian ini bersifat kualitatif (perbandingan antara struktur, ketersediaan SNI, kebutuhan SNI dan pemetaan terhadap pengembangan SNI untuk produk hulu sampai dengan hilir).Website struktur produkhttp://strukturproduk.bsn.go.id/login.php
Login       : admin
Password : bsn2009
Penelitian 3 – 2008Jumlah halaman: 80
 

5.5 Kajian Integritas Penggunaan Tanda SNI Dalam Produk Program Konversi Energi, Minyak Tanah ke Gas
 
Ringkasan Eksekutif
===================================================
Telah dilakukan kajian dengan melakukan analisis terhadap Infrastruktur penerapan SNI yaitu analisis persyaratan mutu SNI terhadap 5 (lima) Produk Industri secara Wajib untuk program konversi energi, analisis kemampuan laboratorium penguji, lembaga sertifikasi produk, regulasi teknis dan notifikasi terhadap regulasi teknis ke WTO. Sedangkan untuk mengetahui pemenuhan produk terhadap persyaratan mutu SNI yang telah diberlakukan wajib, dilakukan pengujian terhadap sampel tabung gas, selang, regulator, katup dan kompor gas yang produknya diambil secara acak dari penerima bantuan langsung konversi energi  di Kota. Tujuan kajian ini adalah mengetahui tingkat kesesuaian 5 produk industri terhadap persyaratan mutu SNI yang meliputi produk tabung baja LPG, regulator tekanan rendah untuk tabung baja LPG, katup tabung baja LPG, kompor gas bahan bakar LPG satu tungku dengan sistem pemantik mekanik dan selang karet kompor gas LPG. Parameter uji meliputi persyaratan mutu SNI 7368:2007, SNI 7369:2007, SNI 1591:2007, SNI 1452:2007, dan SNI 06-7213-2006.
Penelitian 4 – 2008Jumlah halaman: 42
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar